– Dr. Susianah, M.Si., Muslimat NU & Tenaga Ahli Sekretariat Wakil Presiden RI
Ia merupakan anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) pencipta aplikasi tangkal hoaks, tidaklah asing dalam dunia pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia. Perempuan kelahiran Lumajang, Jawa Timur, 29 Desember 1978 ini, merupakan anak dari seorang petani desa yang hidup sederhana dalam kesehariannya, namun mencapai cita- citanya hingga menjadi seorang doktor. Susianah meraih gelar pendidikan setelah lulus madrasah dan pesantren. Ia melanjutkan perkuliahan pengembangan masyarakat di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah mendapat gelar sarjana, Susianah melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan mengambil perkulian Sosiologi Pedesaan. Gelar M.Si sepertinya tidak cukup bagi perempuan asal Lumajang itu, sehingga ia memutuskan untuk meraih gelar Doktor Ilmu Politik khusus untuk Sosiologi Politik. Ia mengampu amanah sebagai Sekretaris Yayasan Muslimat NU Pusat Periode 2016-2022 menjadikan Susianah terhubung dengan kelembagaan PAUD Muslimat NU yang tersebar di seluruh Nusantara. Dengan jumlah layanan 9.800 Taman Kanak-Kanak dan Rauddlotul Athfal (TK/RA), 350 Taman Pendidikan Al-Qur’an, 6226 Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD), serta layanan Ketrampilan bagi calon guru di 11 Balai Latihan Kerja (BLK). Pengalaman selama 21 tahun dalam pemberdayaan masyarakat membuat Susianah memahami ragam permasalahan di banyak daerah.
– Margaret Aliyatul Maimunah, Ketua Fatayat NU & KPAI
Ia lahir 11 Mei 1978 merupakan seorang aktivis perempuan yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama. Dia menjabat sebagai Ketua Umum Fatayat NU periode 2022-2027. Margaret Aliyatul Maimunah merupakan putri kedua dari pasangan K.H. Mohammad Faruq dan Hj. Lilik Chodijah Aziz Bisri dari Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Margaret menempuh pendidikannya di Pondok Pesantren Denanyar Jombang, mulai dari tingkat SLTP hingga SLTA. Selepas lulus dari MAN di Denanyar, Margaret melanjutkan studi S1-nya di IAIN Sunan Ampel Surabaya dan pendidikan pascasarjana di Universitas Indonesia (UI) dengan fokus di bidang Program Studi Kajian Wanita pada tahun 2009. Putri Jombang ini terkenal aktif dalam organisasi. Saat kuliah, ia didapuk menjadi Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri (Kopri PMII) Rayon Adab (2000-2001), lanjut Ketua Komisariat PMII Adab Cabang Surabaya Selatan (2001-2002). Selain itu, aktivis perempuan ini juga pernah menjabat pengurus di Pimpinan Wilayah Ikatan Putri-Putri Provinsi Jawa Timur sebagai Anggota Bidang Minat dan Bakat (1999-2001) dan Bendahara II (2001-2002). Tak berhenti di situ, ia juga menjadi pengurus di Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama sebagai Sekretaris Umum (2006-2009) dan Ketua Umum (2009-2012). Margaret juga menjadi Wakil Koordinator Bidang Ekonomi Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (2009-2015) dan Sekretaris Umum (2015-2020).
– Nissa Wargadipura, Pendiri Pesantran Ekologi Ath-Thaariq Garut
Nissa Wargadipura lahir di Garut Jawa Barat pada tanggal 23 Februari 1972. Ia merupakan ibunda dari tiga anak. Umi Nissa, demikian beliau disapa merupakan pendiri, pemimpin, dan pengasuh Pesantren Ekologi Ath-Thaariq. Tumbuh dan dewasa dalam didikan sang ayah yang merupakan mantri pertanian, Umi Nissa belajar bertani organik secara otodidak. Selain mengasuh pesantren ekologi yang menarik perhatian internasional, Umi Nissa juga aktif dalam kegiatan pendampingan terhadap petani pasundan. Ia juga sosok aktivis perempuan dengan perspektif ekofeminis. Umi Nissa bersama teman-teman seperjuangan menyusun strategi KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia) di masa depan. Dalam kongres KUPI II, Umi Nissa juga sebagai narasumber yang membahas tentang ‘greening muslim’ sebagai ahli dalam bidang pemulihan ekologi. Dalam kaitannya dengan aktivitas di KUPI, Umi Nissa mendesain ekofeminisme yang berfokus pada upaya pemulihan alam untuk meningkatkan kesehatan perempuan dan generasi mendatang. Sosok Umi Nissa merupakan ulama perempuan yang bergerak dari akar rumput hingga menara demi memperjuangkan hak-hak kemanusiaan perempuan untuk mampu melahirkan dengan nyaman karena memiliki ketahanan pangan yang mendukung peran kodratinya. Bagi Umi Nissa, KUPI adalah motor penggerak Pesantren Ekologi Ath-Thaariq bagi pemulihan ekologi demi keselamatan manusia tanpa kecuali.
No responses yet