– Doni Eka Saputra, Pengusaha Makaroni-Situbondo_Jawa Timur
Doni Eka Saputra. Ia merupakan alumni dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo. Kini, ia sukses menjadi pengusaha makaroni. Berawal dari modal Rp200 ribu yang dikeluarkannya saat pertama kali berjualan, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun ia telah berhasil menembus omzet sebesar Rp2 miliar hanya dari bisnis yang dilakoninya itu. Beruntung snack yang ia buat diterima baik oleh pasar. Tak membutuhkan waktu lama kurang dari satu tahun, dirinya mampu menembus omset 2 Milyar dari berjualan makaroni. Keberhasilan ini pun bagi bapak tiga anak ini seperti mimpi namun nyata. Mulai merintis sejak September 2017, kini Doni memiliki kerajaan bisnis yang ia beri nama Adeeva Group dengan pelbagai macam usaha mulai dari makanan ringan, skincare, training bisnis online, travel, hingga fashion. Bagi Doni kesuksesan suatu usaha harus dimulai dari niat yang baik. Salah satunya niat menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan lingkungan sekitar. Selain itu mengupgrade ilmu bisnis wajib dilakukan oleh seorang entrepreneur dengan mengikuti kelas workshop wirausaha, serta yang terpentin adalah selalu berinovasi dan melek akan kebutuhan pasar. Misalnya saja kondisi pandemi covid19 saat ini, ia manfaatkan untuk memproduksi minuman vitamin C yang ia beri nama NU Lemon.
– Witjaksono, Ketua Umum Serikat Nelayan NU-Pati Jawa Tengah
Witjaksono merupakan pengusaha kelahiran Pati, Jawa Tengah, September 1981, Witjak boleh dibilang pebisnis baru dari generasi anak muda era tahun 2000-an. Sebagai pendatang baru di dunia bisnis, wajar bila keberadaannya tidaklah diketahui banyak orang, termasuk di komunitas pelaku bisnis. Nyatanya dia pendiri PT. Dua Putera Utama Makmur Tbk (DPUM) yang bergerak di bidang pengolahan hasil laut. Witjak adalah sosok anak muda di bawah 40 tahun yang mampu melahirkan satu perusahaan pengolahan hasil laut terintegrasi. Dari hanya bermodal Rp10 juta sampai memiliki aset di atas Rp1,6 triliun dengan 4.000-an karyawan. Berawal dari pabrik pengolahan hasil laut yang berlokasi di Pati, Jateng dengan kapasitas memproduksi puluhan ton saja. Kemudian terus berkembang hingga menembus 100 ton per hari. Dengan pengalaman itu, tentunya pilihan PBNU memilih Witjaksono sebagai Ketua Umum SNNU (Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama) sangat tepat. Alumnus Fakultas Administrasi Niaga Universitas Diponegoro tahun 2004 ini telah terbukti nyata mengembangkan potensi maritim nusantara.
– Elidawati Ali Oemar, CEO Brand Elzatta Hijab (Elcorps)-Padang Sumatera Barat
Ali Oemar merupakan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Subulussalam sejak 2015. Berlokasi di Kota Pariaman Sumatera Barat, pondok pesantren modern ini juga mencakup Madrasah Tsanawiyah & Aliyah Subulussalam. Sebagai founder dari brand Elzatta Hijab sekaligus CEO dari Elcorps, dirinya bercerita, Elcorps berawal dari sebuah perusahaan bernama PT. Bersama Zatta Jaya (ZATA) yang bergerak di bidang bisnis hijab bersama brand-nya, Elzatta.
Elcorps merupakan holding perusahaan yang sudah menggawangi beberapa anak usaha, mulai dari fesyen muslim, hingga bisnis F&B. Meski lahir di Kediri, akan tetapi sejak kecil, dirinya telah diasuh oleh sang nenek di Padang. Memiliki jiwa bisnis sedari kecil, kini dia berhasil mewujudkan bisis ritel fesyen muslim yang sukses, di mana sudah ada ratusan toko yang tersebar di 100 kota di Indonesia dengan total karyawan mencapai 1.100 orang.
No responses yet